Survei LSI, Al Haris-Abdullah Sani Potensial Menang di Pilgub Jambi

BETARA.ID, Jambi – Duet Al Haris dan Abdullah Sani (Al Haris-Sani) sangat potensial menang pada kontestasi Pemilihan Gubernur Provinsi Jambi 2024.

Paslon nomor urut 2 yang didukung 13 partai politik (Parpol) itu memiliki elektabilitas yang mengungguli paslon nomor urut 1, RH-Sudirman.

Demikian analisis hasil survei terbaru yang disampaikan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah kepada pers di Jambi, Senin (14/10/2024).

Ia memaparkan temuan data terbaru tentang preferensi pemilih terhadap sejumlah calon di Pilgub Jambi 27 November mendatang.

Survei dilakukan mulai tanggal 1-9 Oktober 2024, menggunakan metode standar multistage random sampling, melalui wawancara tatap muka langsung kepada 800 responden terpilih dengan menggunakan kuisioner dan dengan margin of error 3,5 persen.

Menurut Toto, potensi kemenangan Al Haris-Sani ini cukup tergambar dari posisi elektabilitasnya yang sudah unggul memimpin dengan 44,5 persen.

Sementara, kompetitornya, paslon nomor 1 tertinggal di posisi elektabilitas 30,6 persen. Ada selisih kurang lebih sekitar 14 persenan.

“Jika melihat pada posisi elektabilitas kedua paslon tersebut, potensi menang lebih terbuka untuk Al Haris–Sani. Selisih 14 persenan tidak cukup mudah untuk dikejar dalam waktu kurang dari dua bulan,” katanya.

Meskipun, kata Toto, dalam waktu kurang dua  bulan ini potensi munculnya dinamika politik bisa saja terjadi. Namun, jika situasi normal seperti seperti sekarang, tak ada  pergerakan yang luar biasa, cukup sulit buat paslon nomor 1 mengejar elektabilitas Al Haris-Sani.

Toto menjelaskan, beberapa faktor yang membuat Al Haris-Sani unggul, tergambar mulai dari distribusi dukungan yang merata di aneka segmen demografis seperti suku, gender, tingkat pendidikan, penghasilan, profesi, usia, pemilih partai dan ormas. Termasuk, distribusi di setiap dapil.

“Dari pengalaman kami melakukan ratusan kali survei, salah satu indikator potensi kemenangan seorang calon itu tercermin dari dukungan merata di aneka segmen demografis. Dan sejauh ini, duet Al Haris-Sani yang punya indikator keunggulan tersebut,” tegasnya.

Toto menambahkan, selain elektabilitas, Al Haris-Sani ini juga sudah cukup punya modal tingkat pengenalan dan kesukaan publik yang cukup tinggi dibanding paslon nomor 1.

Misalnya, Al Haris sudah dikenal oleh sekitar 85,5 persen dengan tingkat kesukaannya 69,6 persen. Sementara, Romi baru dikenal oleh sekitar 58,3 persen.

Padahal, menurut Toto, tingkat pengenalan dan kesukaan itu sudah menjadi salah satu hukum besi untuk menang.

Kandidat yang pengenalannya kecil, biasanya kecil juga peluangnya untuk menang. Begitu juga sebaliknya kandidat yang pengenalannya tinggi lebih berpeluang untuk dipilih dan menang.

Meskipun, lanjut Toto, yang ideal itu, kandidat yang tingkat pengenalannya tinggi berbanding lurus dengan tingkat kesukaannya yang juga tinggi. Yang bahaya adalah kandidat yang pengenalan tinggi, tapi kesukaan rendah.

Keunggulan lainnya dari Al Haris-Sani, ungkap Toto, terlihat juga dari dukungan pemilih yang berkategori strong supporter (pemilih militan). Al Haris-Sani unggul dengan strong supporter sebesar 31 persen. Sementara paslon nomor 1 baru 18,8 persen.

Namun begitu, Toto mengingatkan, diluar pemilih yang militan tadi, ada juga pemilih yang masih berkategori soft supporter (pemilih cair). Yaitu, mereka yang sudah memilih tapi bisa berubah, dengan yang belum punya pilihan sama sekali. Angkanya masih cukup tinggi, yaitu 49,4 persen.

“Itulah yang sering saya sebut sebagai lahan tak bertuan. Yaitu, pemilih yang masih bisa diperebutkan oleh siapa saja. Meskipun, untuk mengambil lahan tak bertuan tersebut, harus punya modal pengenalan dan kesukaan yang tinggi dulu,” tandasnya. (*)