Alangkah kagetnya saya ketika setelah meninggalkan Jambi selama 17 hari ke Sumut banyak sekali perubahan. Suasana yang selama ini menghantui perjalanan menyusuri berbagai Kabupaten di Provinsi Jambi.
Memang akhir-akhir ini, perjalanan sidang ke Muara Bulian dan Ke Bangko membuat setiap minggu harus menempuh perjalanan ke luar kota. Setiap minggu.
Sehingga setiap perubahan setiap jalan memang dirasakan.
Sebelum ke Sumut, hampir jalan yang ditempuh entah menyusuri ke Bangko atau ke Bulian yang menempuh melewati jalan Ness selalu melewati lubang. Kadangkala lubangnya cukup dalam. Sehingga harus mengoper persneling dari awal.
Perjalanan yang dirasakan setiap minggu menempuh lewat ness.
Namun setelah dari Medan, ketika mesti ke Bangko, alangkah kagetnya saya. Jalan Ness yang sering kali berlubang dan sama sekali tidak disentuh, sekarang sudah banyak ditimbun. Bahkan nyaris sudah banyak “discrap”. Sehingga lebih mudah dilewati. Bahkan praktis tidak memerlukan persneling dari awal.
Apabila melewati lubang, bahkan praktis hanya mengurangi kecepatan. Suasana yang Sudah lama tidak dirasakan sejak 6 tahun terakhir.
Tidak salah kemudian, Jambi – Bulian melewati Jalan Ness praktis paling lama cuma 45-50 menit. Sehingga perjalanan yang biasanya harus pelan-pelan sekarang dapat dinikmati dengan tenang.
Belum lagi, jalur mobil batubara yang “dibuang” ke Tempino. Sehingga praktis jalur Jambi – Bulian melewati Mendalo dapat dilalui dengan tenang.
Lagi-lagi “suasana rindu” yang Sudah lama tidak dirasakan mulai dinikmati dengan tenang.
Yang lebih asyik, Tembesi – Sarolangun. Jalan yang jaraknya 100 km yang dibangun di masa Gubernur HBA namun kemudian sempat mengalami kemacetan.
Selain kadangkala terjebak dengan angkutan batubara yang sering menguasai jalan, berbagai tempat yang terdapat lubang masih sering terjadi.
Namun lagi-lagi alangkah kagetnya. Ditinggalkan sebulan dari Medan, praktis jalan yang sering berlubang bahkan sekarang Sudah rata. Selain sudah diperbaiki, ada juga yang sudah “discrap”, praktis sama sekali tidak mengurangi kecepatan. Apalagi harus mengoper persneling.
Sehingga praktis Tembesi – Sarolangun yang berjarak 100 km dapat ditempuh 2 jam kurang.
Suasana lama yang sudah tidak dirasakan.
Saya tidak bisa memastikan. Apakah karena ketika Al Haris menjadi Gubernur Jambi, kemudian jalan ness kemudian “diperintahkan” untuk diperbaiki sehingga dapat ditempuh dengan aman.
Atau paska pertemuan dengan Balai Besar Jalan yang dilakukan dengan Gubernur kemudian jalan Tembesi – Sarolangun Sudah layak ditempuh dengan kecepatan tinggi.
Ah. Bagiku tidak Penting.
Yang Penting ketika Al Haris menjadi Gubernur Jambi, jalan ness yang selama ini cukup menakutkan, mobil batubara yang sering membuat macet di jalan atau Sudah dilakukan perbaikan jalan Tembesi -Sarolangun Sudah dapat dinikmati dengan tenang.
Praktis, Sudah aman bagi pengendara mobil Kecil yang menikmati kenyamanan di jalanan.
Menikmati kenyamanan selama di perjalanan adalah kemewahan bagi pengguna jalan. Terutama yang rutin menempuh perjalanan luar kota ke Jambi.
(Penulis merupakan Advokat yang tinggal di Jambi)
Komentar