Setelah itu muncul lagi konflik internal terkait penarikan mobil dokter spesialis dan juga sudah dilakukan mediasi. “Persoalan penarikan mobil itu kisruh lagi, kita mediasi dan kita serahkan Sekda selaku salah satu Dewas, sudah selesai sudah tidak ada masalah tinggal nunggu bagaimana solusi-solusinya,” ujarnya.
Lalu Kamis (10/2/2022) kemaren lanjut drg Sony Propesma ada sidak dari direktur rumah sakit beserta mahasiswa. Itu menurut dokter spesialis merasa terintimidasi.
“Kemaren hari Kamis ada sidak, ceritanya ini dari direktur didampingi beserta kabarnya dari HMI disitu menurut dokter spesialis merasa terimindasi dengan beberapa pertanyaan,” katanya lagi.
Hari Jumat kemaren (11/02/2022), dikatakan Kadis dirinya mendapat kabar dokter spesialis tidak mau melakukan pelayanan di ruang Poli, tapi pasien yang sudah di dalam tetap dilakukan pelayanan.
“(Jumat pagi) Kami panggil direktur dan ada beberapa poin yang saya terima. Siangnya ketemu dokter spesilis dan mereka sekelian membawa surat bahwa mulai Jumat pagi sampai batas waktu yang tidak ditentukan menghentikan pelayanan di ruang depan (ruang Poli),” ujarnya.
“Tapi pada dasarnya mereka tidak mau melakukan (Mogok kerja) itu namun dengan kejadian kemaren (Sidak direktur dan mahasiwa) mereka merasa terintimidasi, tidak nyaman. Namun mereka meminta melalui BKD menyelesaikan persoalan, intinya mereka sadar, mereka digaji oleh pemerintah daerah tidak mau gegabah, merea minta tatap bekerja, silakan mau ditempatkan dimana, intinya bekerja selain di rumah sakit,” tambah Sony Propesma.
Komentar