BETARA.ID, Jambi – Penggencaran pembangunan trotoar di Kota Jambi menuai kritikan oleh pengamat sosial ekonomi Dr. Noviardi Ferzi. Berbicara di Jambi, spesialis analis big data ekonomi ini mengatakan anggaran sebesar puluhan milyar yang dibelanjakan pemerintah Kota Jambi untuk membangun trotoar dan jalur pedestrian dianggap terlalu besar, tidak berdampak bahkan menjadi penyebab banjir di beberapa lokasi dalam Kota Jambi.
“Jika bicara analisa manfaat anggaran puluhan milyar yang dibelanjakan pemerintah kota terlalu besar, bahkan sampai harus berhutang ke PT. SMI untuk mendanai proyek pedestrian. Apalagi dari sisi ekonomi proyek ini tidak berdampak pada masyarakat, malahan ini memicu banjir di kota Jambi, seharusnya Walikota dan Dewan bisa mengevaluasi ini, jangan mereka membangun trotoar namun lupa akan penangganan banjir,” ungkap Warga Kota Jambi ini, Selasa (5/4/2022).
Salah satu titik yang kerap mengalami banjir adalah Perumahan Kembar Lestari II Kota Jambi. Menurut pengakuan warga jika hujan deras mengguyur membuat air sungai meluap. Ketinggian banjir mulai dari 50 cm hingga 1 meter.
Selain itu daerah yang kerap banjir daerah simpang Gado-gado, Jalan Pangeran Hidayat, Paal VI, Kotabaru, banjir yang menggenangi ruas jalan di permukiman membuat warga sulit melakukan aktivitas di luar rumah.
Selain banjir yang mengenangi beberapa pemukiman, jika hujan air juga mengenangi Jalan Kapten Patimura, Kenali Besar serta Simpang Rimbo dan ruas – ruas jalan lainnya di Kota Jambi.
Terkait hal ini Noviardi mengatakan dalam menentukan anggaran pemerintah kota harus mengacu dengan skala prioritas dalam perencanaan. Menurutnya, Walikota mestinya memprioritaskan perbaikan waduk atau aliran sungai untuk penampungan air hujan agar meminimalisir potensi banjir.
“Aliran air ke sungai harus segera diselesaikan. Selama ini pemkot menutup selokan atau parit, akibatnya jika hujan air macet, banjir, ini kan harus segera diselesaikan. Tapi kalau saya melihat konsentrasinya justru di anggaran ini yang lumayan besar, di trotoar,” jelas aktivis HMI ini.
Selanjutnya Noviardi juga menyayangkan rendahnya anggaran penanganan banjir yang diajukan pemkot dari tahun ke tahun. Bahkan, ada kecendrungan Pemkot cuci tangan dengan berkilah masalah banjir butuh anggaran pusat dan provinsi, tapi anehnya prioritas pemkot ke arah sini minim sekali baik dari kebijakan maupun besaran anggaran.
Semestinya Pemkot mengalokasikan pembebasan lahan resapan air dan kali, nah prioritas anggaran pembebasan lahan ini yang tak nampak dari belanja walikota.
“Tahun ini banjir dan pencegahan banjir terlihat sangat sedikit. kelihatannya Walikota tidak serius menangani banjir, tak memprioritaskan masalah banjir dan memilih fokus pembangunan trotoar, mereka bangun pedestrian daerah depan Independent dan Transmart, jika hujan lihat genangan air di jalan sana, kasihan kita, tapi sayang empati kebijakan dan anggaran tak juga terlihat,” tandasnya. (Fey)
Komentar